20 Tahun di Dunia
20 Tahun
Tidak terasa sudah 20 Tahun lamanya aku berkeliaran di dunia ini. Manis pahit asam garam setidaknya sudah sedikit banyak aku telan. Meskipun baru seperlima abad, saya sudah bisa menerka kira-kira aku kedepannya mau seperti apa. Cita-cita yang mulanya beraneka macam banyaknya, kini mulai satu per satu tereliminasi dan mulai pula bermunculan cita-cita baru yang bahkan tidak terpikirkan sedikitpun sebelumnya. Dua puluh tahunku sekarang dapat dikatakan kegagalan untuk dua puluh tahun versi cita-citaku beberapa tahun lalu. Masa-masa dua puluh tahun yang penuh cinta, penjajakan kesenangan dunia hingga berkelana kemana-mana sudah dapat dipastikan 100% gagal.
Dua puluh tahunku sekarang hanya untuk negara, mengabdi, menyibukkan diri dengan rutinitas instansi.
Akan tetapi aku sangat bersyukur. Dua puluh tahunku penuh dengan belajar dan mencari pengalaman di tempat yang penuh dengan orang-orang hebat. Berdiri sejajar dengan mereka yang sudah kenyang dengan pelajaran hidup adalah belajar yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Dan saya sangat beruntung bisa berdiri bersama mereka.
Di umurku yang ke dua puluh tahun aku sudah bisa membelikan “Geliga” untuk kedua orang tuaku. Sebuah pencapaian yang hebat karena dulu aku berpikir, seumuranku aku hanya bisa disuruh beli obat oles itu. Dan sekarang aku merasakan betapa indahnya dunia. Aku tersenyum hingga hatiku menangis. Kenikmatan yang tiada tara. Kebahagiaan se bahagia-bahagianya. Membuat orang sepasang malaikat tak bersayapku bahagia.
Allah memang Maha SeMaha-Mahanya. Semua yang kita perjuangkan pasti membuahkan hasil. Kita hanya tinggal menunggu skenario-Nya. Sekarang, lusa, atau nanti. Pasti akan kita rasakan kebahagiaan itu. Bukankah sesudah kesulitan akan datang kemudahan? Ya! Karena pada dasarnya dunia didesain untuk susah dulu, baru bahagia. Jika kamu saat ini sudah bahagia, beruntunglah. Boleh jadi engkau sudah melewati fase kesusahanmu beberapa waktu sebelumnya. Pun jika kamu sedang susah, bersyukurlah. Sebentar lagi kamu pasti akan bahagia. Keniscayaan yang sudah Allah janjikan pasti akan terwujud.
Di dua puluh tahunku sekarang, aku masih memiliki cita-cita. Banyak cita-cita. Membahagiakan orang tuaku, membahagiakan saudara-saudaraku, membahagiakan orang-orang di sekitarku.
Dan.
Membahagiakanku dengan berbahagia bersamamu.
Komentar
Posting Komentar